21 November 2007

Jiwa Yang Kosong..


Bagaikan aku dengan bebayangan sendiri. Semakin aku menghampirinya, Semakin jauh dia meninggalkan aku keseorangan. Aku hampa ditinggalkan terkapai-kapai keseorangan. Aku keliru didalam nyata. Alam aku menjadi gelap gulita tanpa sebarang cahaya yang dapat memberi petunjuk jalan yang lurus. Aku harus merendah kepekatan malam untuk mencari jalan pulang. Aku buntu dalam memikirkannya. Haruskah aku mencari pepohon yang merimbun untuk aku berteduh.

Dugaan meresapi diriku kini. Aku harus tabah dalam nestapa. Didalam keheningan malam, Dapat aku rasakan jiwa aku begitu terusik. Aku seolah-olah diawangan tanpa pegangan. Manik-manik halus terpancar diwajah aku yang kelesuan. Aku tidak pasti dimana aku berpijak. Adakah aku rasa kekosongan dijiwa?


Pantai Yang Dipukul Ombak

Sia-sia sudah kita jalin cinta
Bila hati slalu berbeda
Sampai kapan lagi
Ku harus menahan rasa kecewa di dalam dada

Seandainya kita masih bersatu
Tak mungkin kan menyatu
Walau masih ada sisa cinta
Biarkan saja berakhir sampai di sini

Tiada lagi yang kuharapkan
Tiada lagi yang kuimpikan
Biar aku sendiri tanpa dirimu

Tiada lagi kata cintaku
Tak kan lagi ku bersamamu
Biar kusimpan semua kenanganku bersamamu

Sampai kapan lagi ku harus menahan
Rasa kecewa di dalam dada
Seandainya kita masih bersatu
Tak mungkin kan menyatu
Walau masih ada sisa cinta
Biarkan saja berakhir sampai di sini

Tiada lagi yang kuharapkan
Tiada lagi yang kuimpikan
Biar aku sendiri tanpa dirimu
Tiada lagi kata cintaku
Tak kan lagi ku bersamamu
Biar kusimpan semua kenanganku bersamamu

Tiada lagi yang kuharapkan
Tiada lagi yang kuimpikan
Biar aku sendiri tanpa dirimu…

bagai pantai yang dipukul ombak, maka pantai juga berubah tapi itukah yang harus disamakan dengan perasaan manusia? adakah terlalu murah untuk berubah jiwa hanya kerana alasan yang terlalu ringan untuk dipertahankan? mungkin ini bezanya manusia, tentang sebuah hati tentang sebuah perasaan.

diam aku di sini cuma mengungkap tentang apa sebenarnya yang mereka rasa di dalam hati itu sehinggakan sanggup melihat perasaan orang lain yang terluka. aku temui jawapan di situ, tak lain hanyalah untuk kepentingan diri. apa saja yang ditempuh bersama selama ini bagaikan hilang di bawa angin. yang ada kini adalah harapan kononnya untuk membuka lembaran baru, memulakan satu perjalanan yang sudah diketahui titik noktahnya, sedang satu jiwa mula hanyut dibuai gelora cinta, jiwa yang lainnya terkilan mengenangkan kenangan bersama : begitu rapuhnya cinta.

nyatanya, hak itu telah hilang kerana telah terungkap kata berpisah tapi andai manusia yang punya perasaan pasti menyusun langkah satu persatu agar tiada hati yang kecewa, tiada jiwa yang terluka. ibarat tanah kubur masih merah....

di sini aku akan terus memerhati, sekelumit kecil terdetik rasa kesal di dalam hati, dia kah yang pernah aku kenali? dia kah yang pernah aku sayangi? dia kah yang letaknya di dalam jiwa tanpa sebarang wasangka? jika dia yang selama ini mendiami hati aku, benarlah aku yang buta pada cinta.

p/s : tiada lagi yang ku harapkan .....